1. Pengorganisasian
Struktur Manajemen
A Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian
adalah salah satu dari fungsi manajemen yang erat kaitannya dengan perencanaan
dan proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan wadah yang statis
(Badrudin, 2013). Sedangkan Malayu S.P. Hasibuan (2006) mendefinisikan
pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan
berbagai macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan
orang-orang pada setiap aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu
yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Dan M. Manullang (2012) mengatakan organisasi sebagai proses
penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas
atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara
unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja
bersama-sama sefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
B. Definisi Struktur Organisasi
Dalam setiap
kajian teori organisasi, tidak dapat dipisahkan dari masalah struktur, proses
dan perilaku organisasi. Struktur pada dasarnya merupakan ciri organisasi dalam
mengendalikan perilaku para pegawai, dalam arti pegawai tidak mampu membuat
pilihan yang mutlak bebas dalam melakukan sesuatu pekerjaan dan cara
mengerjakannya. Disamping itu, struktur juga memengaruhi perilaku dan fungsi
kegiatan di dalam organisasi. Dan dengan demikian, diperlukan keputusan untuk
mendesain struktur organisasi. Keputusan berisi dua keputusan yang penting
dipusatkan kepada pekerjaan individu dan keputusan selanjutnya berfokus pada
departemen atas kelompok pekerjaan.
Keputusan
yang berpusat pada pekerjaan individu menentukan bagaimana cara membagi tugas
menyeluruh menjadi tugas yang lebih kecil secara berurutan, dan bagaimana
membagi wewenang pada pekerjaan. Sedangkan kegiatan yang berfokus pada departemen
menentukan dasar penyebaran pekerjaan individu dan menentukan besar ukuran yang
pantas bagi kegiatan yang bertanggung jawab kepada atasannya (Sedarmayanti, DR.
2000).
C. Pengorganisasian Sebagai Fasilitas
Manajemen
1.
Organisasi
formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dengan tujuan-tujuan
tertentu yang disadari pula yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ADART). Kegiatan-kegiatan atau
hubungan-hubungan yang terjadi di dalamnya adalah kegiatan jabatan sebagaimana
diatur dalam ketentuan-ketentuan tertulis.
2.
Organisasi
Informal adalah organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuannya
juga tidak jelas, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya tidak ada dan
hubungan-hubungan terjalin secara pribadi.
2. Actuating
Dalam Manajemen
A. Definisi Actuating
Pengarahan
merupakan istilah yang sering dikenal sebagai penggerakan atau pengawasan yaitu
fungsi manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen.
Pengarahan dapat diterapkan setelah rencana,organisasi, dan karyawan ada. Jika
fungsi ini diterapkan, maka proses manajemen dalam merealisasitujuan dimulai.
Pengarahan ibarat kunci starter mobil,artinya mobil baru dapat dijalankan jika
kunci starternya telah melaksanakan fungsinya. Demikian juga proses manajemen ,
baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
Malayu S.P.
Hasibuan(dalam Badrudin, Dr. M.Ag Dasar-Dasar Manajemen) mengemukakan definisi
pengarahan yaitu mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja
efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
B. Pentingnya Actuating
Memberi pengarahan efektif dapat dilaksanakan
oleh seorang untuk suatu kelompok. Biasanya, manajer yang melaksanakan
pengarahan karena manajer mengetahui keahlian dan kemampuan karyawan, mengerti
kapasitas dan keinginan karyawan,mengetahui hasil dan ,mengamati etos kerja
karyawan. Dengan semua latar belakan tersebut, manajer akan mampu memilih
teknik memberikan pengarahan yang efektif untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan dengan cara yang terbaik.
Manajer yang
mengarahkan karyawan, harus menggunakan instruksi-instruksi yang menunjang
pengetahuan tentang aspek untuk melakukan suatu tugas tertentu. Demikian pula
untuk dapat mengikuti tujuan, maka diliput berbagai situasi,diberi data yang
rinci, dan dikemukakan urutan langkah-langkah yang harus ditempuh.
C. Prinsi-Prinsip Actuating
1.
Pengarahan
harus jelas
2.
Pengarahan
diberikan satu per satu
3.
Pengarahan
harus positif
4.
Pengarahan
harus diberikan kepada orang yang tepat
5.
Pengarahan
harus erat dengan motivasi
6.
Perintah
satu aspek berkomunikasi
3. Mengendalikan
Fungsi Manajemen
A. Definisi Mengendalikan (controlling)
Pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir dari
proses pelaksanaan manajemen. Fungsi inin sangat penting dan sangat menentukan
pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Dibawah ini merupakan definisi controlling menurut para ahli :
1.
Earl.
P. Strong, pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-keteapan dalam rencana.
2.
Harold
Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan perabikan terahadap pealaksanaan
kerja bawahan, agar reancana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara. (Badrudin, 2013).
B. Langkah-langkah dalam control
Dibawah ini
langkah-langkah dalam pengendalian dibawah ini :
1.
Menentukan
standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
2.
Mengukur
pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai
3.
Membandingkan
pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada.
4.
Melakukan
tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan
sesuai dengan rencana.
C. Tipe-Tipe Control
Menurut
M.Hanafi (2011) mengemukakan tiga tipe dasar pengendalian yaitu pendahuluan,
pengendalian ya/tidak, dan pengendalian umpan balik.
1.
Pengendalian
pendahuluan (feed forward control atau steering control). Pengendalian
pendahuluan didesain untuk mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu. Pengendalian ini merupakan pengendalian
yang cukup agresif dan memerlukan informasi yang akurat dan tepat waktu
mengenai perubahan-perubahan dalam lingkungan atau kemajuan-kemajuan dalam
mencapai tujuan tertentu.
2.
Pengendalian
concurrent (yes/no). Tipe pengendalian ini dilakukan selama kegiatan masih
berlangsung. Tipe ini merupakan pengendalian ketika suatu kegiatan akan terus
dilanjutkan atau tidak apabila ada persetujuan atau ada kondisi tertentu yang
harus dipenuhi.
3.
Pengendalian
umpan balik (post-action control). Pengendalian ini mengevaluasi hasil-hasil
yang telah terjadi suatu kegiatan selesai. Penyebab-penyebab penyimpangan
kemudian ditentukan dan kemudian penyebab-penyebab tersebut dapat digunakan
untuk perencanaan dimasa mendatang untuk kegiatan serupa.
D. Kontrol Proses Manajemen
Dibawah ini
ada 3 kontrol proses menejemen, yaitu :
1.
Pengendalian
langsung, yaitu pengendalian yang dilakukan sendiri secara langsung oleh
seorang manajer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk
mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasil-hasilnya sesuai dengan yang
dikehendakinya.
2.
Mengurangi
insisiatif bawahan, karena mereka merasa bahwa atasannya selalu mengamatinya.
3.
Ongkos
semakin besar karena adanya biaya perjalanan dan lainnya.
Sumber :
Badrudin,
Dr., M.Ag. 2013. Dasar-dasar Manajemen.
Bandung : Alfabeta.
Sedarmayanti,
DR. 2000. Restrukturisasi dan
Pemberdayaan Organisasi untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan.
Bandung : Mandar Maju.
Hasibuan,
Malayu S.P. 2006. Manajemen (Dasar,
Pengertian, dan Masalah). Jakarta : Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar