Jumat, 01 November 2013

TUGAS PENULISAN PSIKOLOGI MANAJEMEN PERIODE 2

Pada kesempatan kali ini, saya akan bercerita tentang BEM.
Badan eksekutif mahasiswa (disingkat BEM) adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat universitas atau institut. Dalam melaksanakan program-programnya, umumnya BEM memiliki beberapa departemen.
Organisasi mahasiswa intra kampus selain BEM, adalah senat mahasiswa, unit kegiatan mahasiswa, dan himpunan mahasiswa jurusan. Ada atau tidaknya masing-masing, bergantung pada perkembangan dinamika mahasiswa di setiap kampus
Tugas pokok Badan Eksekutif Mahasiswa.
1.      Mengesahkan serta mengajukan proposal kegiatan organisasi dan berhak untuk meminta Laporan Pertanggungjawaban  dari setiap kegiatan organisasi.
2.      Membimbing, mengarahkan dan mengawasi kegiatan UKM
3.      Menampung serta memperjuangkan hak dan aspirasi mahasiswa baik dalam bidang akademik maupun kesejahteraan mahasiswa.

Masa Bakti Kepengurusan BEM adalah 1 (satu) tahun.
Persyaratan Untuk Menjadi Pengurus/Anggota BEM :
1.        Mahasiswa aktif mengikuti perkuliahan

2.        Memiliki jiwa dan kemampuan berorganisasi yang baik.

TUGAS PENULISAN PSIKOLOGI MANAJEMEN PERIODE 2

Pada kesempatan kali ini, saya akan bercerita tentang Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah.
Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS.
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi dan peranan.Demikianlah pada OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pola beberapa peranan atau fungsidalam mencapai tujuan.Sebagai suatu organisasi perlu pula memperhatikan faktor-faktor yang sangat berperan, agar OSIS sebagai organisasi tetap hidup dalam arti tetap memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembagan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan OSIS yaitu:
1.      Sumber daya
2.      Efisiensi
3.      Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
4.      Pembaharuan
5.      Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar

6.      Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen.

TUGAS SOFTSKILL PSIKOLOGI MANAJEMEN PERIODE 2

1. Pengorganisasian Struktur Manajemen
A         Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah salah satu dari fungsi manajemen yang erat kaitannya dengan perencanaan dan proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan wadah yang statis (Badrudin, 2013). Sedangkan Malayu S.P. Hasibuan (2006) mendefinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan berbagai macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Dan M. Manullang (2012)  mengatakan organisasi sebagai proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama sefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
B.        Definisi Struktur Organisasi
Dalam setiap kajian teori organisasi, tidak dapat dipisahkan dari masalah struktur, proses dan perilaku organisasi. Struktur pada dasarnya merupakan ciri organisasi dalam mengendalikan perilaku para pegawai, dalam arti pegawai tidak mampu membuat pilihan yang mutlak bebas dalam melakukan sesuatu pekerjaan dan cara mengerjakannya. Disamping itu, struktur juga memengaruhi perilaku dan fungsi kegiatan di dalam organisasi. Dan dengan demikian, diperlukan keputusan untuk mendesain struktur organisasi. Keputusan berisi dua keputusan yang penting dipusatkan kepada pekerjaan individu dan keputusan selanjutnya berfokus pada departemen atas kelompok pekerjaan.
Keputusan yang berpusat pada pekerjaan individu menentukan bagaimana cara membagi tugas menyeluruh menjadi tugas yang lebih kecil secara berurutan, dan bagaimana membagi wewenang pada pekerjaan. Sedangkan kegiatan yang berfokus pada departemen menentukan dasar penyebaran pekerjaan individu dan menentukan besar ukuran yang pantas bagi kegiatan yang bertanggung jawab kepada atasannya (Sedarmayanti, DR. 2000).
C.        Pengorganisasian Sebagai Fasilitas Manajemen
1.      Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dengan tujuan-tujuan tertentu yang disadari pula yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ADART). Kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang terjadi di dalamnya adalah kegiatan jabatan sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan tertulis.
2.      Organisasi Informal adalah organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuannya juga tidak jelas, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya tidak ada dan hubungan-hubungan terjalin secara pribadi.

2. Actuating Dalam Manajemen
A.        Definisi Actuating
Pengarahan merupakan istilah yang sering dikenal sebagai penggerakan atau pengawasan yaitu fungsi manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen. Pengarahan dapat diterapkan setelah rencana,organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan, maka proses manajemen dalam merealisasitujuan dimulai. Pengarahan ibarat kunci starter mobil,artinya mobil baru dapat dijalankan jika kunci starternya telah melaksanakan fungsinya. Demikian juga proses manajemen , baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
Malayu S.P. Hasibuan(dalam Badrudin, Dr. M.Ag Dasar-Dasar Manajemen) mengemukakan definisi pengarahan yaitu mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

B.        Pentingnya Actuating
 Memberi pengarahan efektif dapat dilaksanakan oleh seorang untuk suatu kelompok. Biasanya, manajer yang melaksanakan pengarahan karena manajer mengetahui keahlian dan kemampuan karyawan, mengerti kapasitas dan keinginan karyawan,mengetahui hasil dan ,mengamati etos kerja karyawan. Dengan semua latar belakan tersebut, manajer akan mampu memilih teknik memberikan pengarahan yang efektif untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan cara yang terbaik.
Manajer yang mengarahkan karyawan, harus menggunakan instruksi-instruksi yang menunjang pengetahuan tentang aspek untuk melakukan suatu tugas tertentu. Demikian pula untuk dapat mengikuti tujuan, maka diliput berbagai situasi,diberi data yang rinci, dan dikemukakan urutan langkah-langkah yang harus ditempuh.

C.        Prinsi-Prinsip Actuating
1.      Pengarahan harus jelas
2.      Pengarahan diberikan satu per satu
3.      Pengarahan harus positif
4.      Pengarahan harus diberikan kepada orang yang tepat
5.      Pengarahan harus erat dengan motivasi
6.      Perintah satu aspek berkomunikasi



3. Mengendalikan Fungsi Manajemen
A.        Definisi Mengendalikan (controlling)
Pengendalian  (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses pelaksanaan manajemen. Fungsi inin sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dibawah ini merupakan definisi controlling menurut para ahli :
1.      Earl. P. Strong, pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-keteapan dalam rencana.
2.      Harold Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan perabikan terahadap pealaksanaan kerja bawahan, agar reancana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara. (Badrudin, 2013).

B.        Langkah-langkah dalam control
Dibawah ini langkah-langkah dalam pengendalian dibawah ini :
1.      Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
2.      Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai
3.      Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada.
4.      Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.

C.        Tipe-Tipe Control
Menurut M.Hanafi (2011) mengemukakan tiga tipe dasar pengendalian yaitu pendahuluan, pengendalian ya/tidak, dan pengendalian umpan balik.

1.      Pengendalian pendahuluan (feed forward control atau steering control). Pengendalian pendahuluan didesain untuk mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu.    Pengendalian ini merupakan pengendalian yang cukup agresif dan memerlukan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai perubahan-perubahan dalam lingkungan atau kemajuan-kemajuan dalam mencapai tujuan tertentu.
2.      Pengendalian concurrent (yes/no). Tipe pengendalian ini dilakukan selama kegiatan masih berlangsung. Tipe ini merupakan pengendalian ketika suatu kegiatan akan terus dilanjutkan atau tidak apabila ada persetujuan atau ada kondisi tertentu yang harus dipenuhi.
3.      Pengendalian umpan balik (post-action control). Pengendalian ini mengevaluasi hasil-hasil yang telah terjadi suatu kegiatan selesai. Penyebab-penyebab penyimpangan kemudian ditentukan dan kemudian penyebab-penyebab tersebut dapat digunakan untuk perencanaan dimasa mendatang untuk kegiatan serupa.

D.        Kontrol Proses Manajemen
Dibawah ini ada 3 kontrol proses menejemen, yaitu :
1.      Pengendalian langsung, yaitu pengendalian yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasil-hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya.
2.      Mengurangi insisiatif bawahan, karena mereka merasa bahwa atasannya selalu mengamatinya.
3.      Ongkos semakin besar karena adanya biaya perjalanan dan lainnya.

Sumber :
Badrudin, Dr., M.Ag. 2013. Dasar-dasar Manajemen. Bandung : Alfabeta.
Sedarmayanti, DR. 2000. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan. Bandung : Mandar Maju.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah). Jakarta : Bumi Aksara.

Kamis, 10 Oktober 2013

TUGAS PENULISAN PSIKOLOGI MANAJEMEN

TUGAS PENULISAN TENTANG “ MANAJEMEN UANG”

Pada kesempatan kali ini saya akan bercerita tentang “Manajemen Uang” dimana yang sampai saat ini saya lakukan dari sejak saya mulai SMA. Saya di kasih uang saku oleh kedua orang tua saya perminggu, jadi cukup tidak cukup harus saya atur pengeluaran saya. Waktu pertama-tama saya melakukannya memang agak berat, karena memang saya tidak biasa begitu, tapi lama kelamaan, saya terbiasa dengan semua itu, bahkan saya bisa menabung dari uang saku saya yang di beri 1 minggu sekali.

TUGAS PENULISAN PSIKOLOGI MANAJEMEN

TUGAS PENULISAN TENTANG “ MANAJEMEN WAKTU DAN BERORGANISASI”

Pada kesempatan kali ini saya akan bercerita tentang “Manajemen Waktu dan Organisasi” yang telah saya selalu lakukan dalam 1 tahun sekali. Tepatnya pada tanggal 27 September – 3 Oktober. Pada saat itu, saya menjadi panitia futsal (SMP dan SMA) yang di adakan di Kota Bogor. Acara itu memang rutin di adakan dalam 1 tahun sekali. Dalam acara itu sendiri yang menjadi panitia adalah anak-anak yang berkuliah di gunadarma. Lebih tepatnya organisasi GAMAGUDABO (Gabungan Mahasiswa/i Gunadarma Bogor). GAMAGUDABO sendiri, sudah berdiri sejak lama. Disitu saya bisa belajar memanage waktu dan berorganisasi, karena acara itu selalu bertepatan dengan jadwal kuliah. Jika saya sedang libur kuliah, saya selalu hadir di GOR pajajaran untuk memantau atau mennjaga situasi dan kondisi acara yang sedang berlangsung, jika sedang ada jadwal kuliah, saya bergantian dengan teman-teman saya yang sedang libur kuliah. Acara itu sendiri di mulai pada pukul 12.00 – 20.00. Sebelum acara di mulai, kami selalu briefing terlebih dahulu dengan anggota yang lainnya, agar acara bisa berjalan dengan aman dan tertib. Di situ saya benar-benar harus bisa membagi waktu, mana waktu kuliah, mana waktu berorganisasi, waktu mengerjakan tugas, dan waktu istirahat.

TUGAS SOFTSKILL PSIKOLOGI MANAJEMEN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan di lakukan melalui proses dan di atur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang di inginkan.

Jenis-jenis Manajemen
1.         Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) (Unsur Men)
            Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pembahasan di fokuskan pada unsur manusia pekerja. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan. Hal-hal pokok yang di pelajari dalam MSDM ini adalah perencanaan (Human Resources Planning), pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.
2.         Manajemen Permodalan (Unsur Money)
            Dalam manajemen permodalan, pembahasan lebih di titik beratkan “bagaimana menarik modal yang cost of money-nya relatif rendah dan bagaimana memanfaatkan modal (uang) supaya lebih berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan”. Tegasnya bagaimana mengelola/mengatur dana/uang, supaya mendapatkan keuntungan yang wajar.
3.         Manajemen Akuntansi Biaya (Unsur Materials)
            Pokok pembahasan dalam manjemen akuntansi biaya ini adalah “bagaimana caranya, supaya harga pokok barang atau jasa yang di hasilkan relatif rendah dan dengan kualitas yang baik”. Jadi, membahas masalah pemakaian material, supaya efisien dan efektif sehingga pemborosan dapat di hindarkan seminimal mungkin.
4.         Manajemen Produksi (Unsur Machines)
            Hal-hal pokok yang di bahas dalam manajemen produksi ini meliputi masalah “penentuan/penggunaan mesin-mesin, alat-alat, lay out peralatan, dan cara-cara untuk memproduksi barang/jasa supaya kualitasnya relatif baik. Jadi, membahas pengertian produksi, tata ruang perusahaan, perawatan dan lain sebagainya.
5.         Manajemen Pemasaran (Unsur Market)
            Masalah-masalah pokok yang di atur dalam manajemen pemasaran ini lebih di titik beratkan tentang cara penjualan barang, jasa, pendistribusian, promosi produksi sehingga konsumen merasa tertarik untuk mengkonsumsinya. Jadi, mengatur bagaimana supaya barang dan jasa-jasa dapat terjual seoptimal mungkin dan dengan mendapat laba yang wajar.

Kepemimpinan
Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Bagaimana kreativitas dan dinamikanya seseorang pemimpin dalam menjalankan wewenang kepemimpinannya akan sangat menentukan apakah tujuan perusahaan dapat di capai atau tidak. Pemimpin yang dinamis dan kreatif maka organisasi yang di pimpinnya juga akan semakin dinamis dan aktivitas-aktivitas yang akan di lakukan akan semakin banyak.
Jika seorang pemimpin kurang kreatif dan tidak dinamis maka perusahaan yang di pimpinnya pun akan melempem. Umumnya hal ini juga menentukan bagaimana perusahaan itu memimpin pekerja dan pekerjaannya. Kegiatan dan dinamika yang terjadi dalam perusahaan sebagian besar di tentukan oleh cara pemimpin memimpin perusahaan. Efektivitas para bawahan sebagian besar di tentukan oleh efektivitas kepemimpinan seorang pemimpin.
Pemimpin harus mengutamakan tugas, tanggung jawab, dan membina hubungan yang harmonis, baik dengan atasannya maupun dengan para bawahannya. Jadi, pemimpin harus mengadakan komunikasi ke atas dan ke bawah, baik komunikasi formal maupun komunikasi informal.

B. PERENCANAAN DAN PENETAPAN MANAJEMEN
Pengertian Perencanaan
Perencanaan (Planning) adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen, karena organizing staffing, directing, dan controlling pun harus terlebih dahulu di rencanakan. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencanaan ini di tujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi.
Manfaat Perencanaan
·         Mengarah pada tindakan yang bertujuan
·         Menghindari kesalahan atau resiko
·         Memungkinkan pendelegasian tugas (kekuasaan)
·         Memungkinkan koordinasi
·         Metode yang digunakan bisa lebih baik
·         Bisa berhemat atau ekonomis dana
·         Bisa menghemat tenaga manajemen
·         Sebagai dasar untuk pengendalian

Jenis Perencanaan Dalam Organisasi
1.      berdasarkan jangka waktu
2.      berdasarkan sifat perencanaan
3.      berdasarkan alokasi sumber daya
4.      berdasarkan tingkat keluwesan
5.      sistem yang dianut
6.      berdasarkan cara pelaksanaannya

1.      Berdasarkan Jangka Waktu
Berdasarkan jangka waktu perencanaan dibagi tiga, yaitu :
a.Perencanaan Jangka Panjang
Biasanya mempunyai rentang waktu antara 10 sampai 25 tahun. Tujuan pokok rencana jangka panjang adalah meletakkan landasan bagi rencana jangka menengah dan pendek, sehingga masalah-masalah yang harus diselesaikan dalam jangka waktu panjang dapat dipertimbangkan dahulu.
b. Perencanaan Jangka Menengah
Biasanya mempunyai rentang waktu antara 4 sampai 6 tahun. Dalam perencanaan jangka menengah ini walaupun masih umum, sasaran-sasaran dalam kelompok besar sudah dapat diproyeksikan dengan jelas.
c. Perencanaan jangka Pendek
Rencana jangka pendek mempunyai rentang waktu 1 tahun, biasanya disebut juga rencana operasional tahunan.
2.   Berdasarkan Sifat Perencanaan
Berdasarkan sifat perencanaan, perencanaan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Perencanaan dengan Komando
Biasanya dilaksanakan dimasyarakat sosialis seperti mantan negara Uni Soviet. Pada sistem ini ada satu penguasa pusat yang merencakan, mengatur, dan memerintahkan pelaksanaan rencana sesuai dengan sasaran dan prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Perencanaan dengan Rangsangan
Merupakan sistem perencanaan yang demokratis. Sistem ini dilakukan dengan cara memanipulasi pasar. Tidak ada keharusan, tetapi ajakan.
3.   Berdasarkan Alokasi Sumber Daya
Berdasarkan alokasi sumber daya, perencanaan dibagi menjadi dua :
a. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan penting dalam rangka menghapuskan ketidakseimbangan antara penawaran dengan permintaan dan untuk menghitung biaya serta hasil berbagai proyek.
b. Perencanaan Fisik
Suatu usaha untuk menjabarkan usaha pembangunan melalui pengalokasian faktor produksi dan hasil produksi sehingga memaksimalkan pendapatan dan pekerjaan.


4.   Berdasarkan Tingkat Keluwesan
Berdasarkan tingkat keluwesan suatu perencanaan dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Perencanaan Indikatif
Perencanaan Indikatif diketahui bersifat menyeluruh, dimana badan perencanaan sampai menentukan hal-hal yang rinci seperti jumlah yang akan diinvestasikan pada masing-masing sektor, penetapan harga produk dan faktor produksi.
b. Perencanaan Imperatif
Dibawah perencanaan imperatif semua kegiatan dan sumber daya ekonomi berjalan menurut komando negara. Ada pengawasan menyeluruh oleh negara terhadap faktor produksi.
5.   Berdasarkan Sistem Ekonomi
Berdasarkan sistem ekonomi yang dianut suatu negara, perencanaan dapat dibagi menjadi :
a. Perencanaan dalam Kapitalisme
Tidak disandarkan pada rencana yang terpusat (central plan). Dengan tiadanya rencana pusat, maka alat-alat produksi bisa dimiliki secara pribadi.
b. Perencanaan dalam Sosialisme
Perencanaan dalam sosialisme didasarkan pada rencana yang terpusat. Ada badan penguasa atau badan perencanaan pusat yang merumuskan rencana bagi keseluruhan.
c. Perencanaan dalam Ekonomi Campuran
Perekonomian campuran adalah gabungan dua sistem ekonomi, kapitalisme dan sosialisme. Sistem ini merupakan sistem yang bebas dari kejelekan kapitalisme dan sosialisme tetapi menyatupadukan segi-segi baiknya.

6.   Berdasarkan Cara Pelaksanaanya
Dari sudut pelaksanaannya, perencanaan dapat dibedakan menjadi :
a. Perencanaan Sentralistik
Keseluruhan proses perencanaan suatu negara berada dibawah badan perencanaan pusat. Badan ini merumuskan suatu rencana pusat, menetapkan tujuan, sasaran dan prioritas.
b. Perencanaan Desentralistik
Perencanaan desentralistik mengacu pada pelaksanaan rencana dibawah. Rencana dirumuskan oleh badan perencanaan pusat setelah berkonsultasi dengan berbagai unit administrasi negara.


DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P (2006).Manajemen (Dasar,Pengertian,dan Masalah ). Jakarta : Bumi Akra.
Robbins, S dan Coulter, M. 2004. Manajemen Jilid 1. Jakarta : INDEKS
Robbins, S dan Coulter, M. 2004. Manajemen Jilid 2. Jakarta : INDEKS
Arsyad, L. ( 1993 ). Pengantar perencanaan ekonomi. Yogyakarta: Media widya mandala

Sastrodiningrat, S. ( 1999) Kapita selekta manajemen dan kepemimpinan. Jakarta: Ind. hill. co

Jumat, 14 Juni 2013

Arti Penting Stress


Arti Penting Stress

Kita semua pernah mengalami stress.Tetapi sebenarnya stress tidak selalu jelek.Stress dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada , dan membantu orang melakukan penyesuaian.Sistem syaraf juga memerlukan rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya bisa berfungsi dengan baik.Secara umum yang dimaksud dengan stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan , perubahan , ketegangan emosi , dan lain-lain.Menurut Lazarus 1999(dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai”.
Stress berbeda dengan stresor . Stresor adalah sesuatu yang menyebabkan stres.Stres itu sendiri adalah akibat dari interaksi timbal balik antara rangsangan lingkungan dan respons individu.



Efek-efek stress menurut Hans Selye
Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).

o   Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.

Karakteristik dari LAS :
-       Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system
-       Respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya
-       Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
-       Respon bersifat restorative.




Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :

-       Respon inflamasi
respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat.

-       Respon refleks nyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.

o   General Adaptation Syndrom (GAS)
GAS merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.

-       Fase Alarm (Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.

-        Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àatau normal, tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.

-       Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.

Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stres
Stress merupakan salah satu gejala yang memiliki faktor-faktor penyebab,dan akan diuraikan secara singkat faktor individual & sosial yang menjadi penyebab stress dibawah ini.

a.    Faktor sosial
Selain peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari-hari juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stres.Dukungan sosial mencakup : Dukungan emosional, seperti rasa dikasihi; dukungan nyata, seperti bantuan atau jasa; dan dukungan informasi, misalnya nasehat dan keterangan mengenai masalah tertentu.

b.    Faktor Individual
Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu: Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya stresor itu (predictability).



Tipe-tipe stress
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis yaitu:

a)        Frustasi
Muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan.Frustasi adaa yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,bencana alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)

b)        Konflik
Ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau tujuan.Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.

c)        Tekanan
Tekanan timbul dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berasal dalam diri individu.Tekanan juga dapat berasal dari luar diri individu/

d)        Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi individu merasakan kekhawatiran,kegelisahan,ketegangan,dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.



Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback.
Melakukan sugesti untuk diri sendiri, juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah kepada Tuhan).

Selasa, 30 April 2013

TEORI KEPRIBADIAN DAN TOKOH PSIKOLOGI


1. TEORI KEPRIBADIAN
TEORI BEHAVIORISME
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.
Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
Dalam hal konsep pembelajaran, proses cenderung pasif berkenaan dengan teori behavioris. Pelajar menggunakan tingkat keterampilan pengolahan rendah untuk memahami materi dan material sering terisolasi dari konteks dunia nyata atau situasi. Little tanggung jawab ditempatkan pada pembelajar mengenai pendidikannya sendiri.
Ada beberapa tokoh teori belajar behaviorisme. Tokoh-tokoh aliran behavioristik tersebut antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.
Kritik terhadap Teori Behavior:
1.      Teori ini hanya menggunakan pendekatan satu dimensi saja dalam memandang perilaku.
2.      Proses belajar terjadi hanya dengan adanya penguatan atau hukuman
3.      Manusia dan hewan dapat beradaptasi dengan tingkah lakunya ketika informasi baru itu dikenalkan, walapupun pola tingkah laku sebelumnya telah diketahui melalui penguatan.
Kelebihan Teori Behavior:
1.      Teori Behavior adalah didasarkan pada perilaku yang dapat diobservasi, sehingga mempermudah.
2.      Teknik terapi yang didasarkan pada behaviorisme antra lain intervensi tingkah laku secara intensif, lebih ekonomis, dan pelaksanaannya memiliki ciri tersendiri. Pendekatan ini sangat berguna untuk merubah perilaku yang berbahaya dan maladaptif baik pada anak dan dewasa.

TEORI PSIKOANALISIS
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
·         Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
·         Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.
·         Ego, adalah pengawas realitas.
Sebagai contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
Pada masa kanak-kanak kira dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak akan mencari pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya (bayi akan mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot misalnya).
Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process thinking. Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih tidak jajan demi ingin menabung misalnya). Walau begitu kadangkala pada orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas keinginan (menendang tong sampah karena merasa jengkel akibat dimarahi bos di kantor misalnya).
Proses pertama adalah apa yang dinamakan EQ (emotional quotient), sedangkan proses kedua adalah IQ (intelligence quotient) dan proses ketiga adalah SQ (spiritual quotient).


TEORI HUMANISTIK
Beberapa psikolog pada waktu yang sama tidak menyukai uraian aliran psikodinamika dan behaviouristik tentang kepribadian. Mereka merasa bahwa teori-teori ini mengabaikan kualitas yang menjadikan manusia itu berbeda dari binatang, seperti misalnya mengupayakan dengan keras untuk menguasai diri dan merealisasi diri. Di tahun 1950-an, beberapa psikolog aliran ini mendirikan sekolah psikologi yang disebut dengan humanisme. Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka.
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.


2.  TOKOH PSIKOLOGI
ERICH FROMM
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi dan sosiologi di University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut psikoanalisis Berlin yang terkenal waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Teori Fromm adalah campuran yang agak unik antara teori Freud dan Marx. Freud, tentu saja, menekankan pada keadaan bawah sadar, biological drive, represi, dan sebagainya. Dengan kata lain, Freud mendalilkan bahwa karakter kita ditentukan oleh sistem biologis pada tubuh kita. Marx, di sisi lain, melihat orang-orang yang ditentukan oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal, terutama oleh sistem ekonomi mereka.
Fromm mengkombinasikan dari dua sesuatu sistem deterministik yang cukup asing: yaitu gagasan kebebasan. Bahkan, Fromm membuat kebebasan karakteristik utama dari sifat manusia!
Ada beberapa teori Fromm yang terbukti. Sebuah contoh yang tepat berasal murni dari determinisme biologis, ala Freud, yaitu Binatang tidak khawatir tentang kebebasan - naluri mereka mengurus semuanya. Woodchucks, misalnya, tidak perlu konseling karir untuk memutuskan apa yang akan mereka menjadi ketika mereka tumbuh dewasa: Mereka akan menjadi woodchucks!
Dari sini kita bisa melihat kehidupan di Abad Pertengahan yang mengerikan dan primitif, atau hidup sebagai binatang. Namun kenyataannya adalah bahwa kurangnya kebebasan yang ditunjukkan oleh determinisme biologis atau sosial sangatlah sederhana. Hidup Anda memiliki struktur, makna, tidak ada alasan untuk pencarian jati diri, Anda dapat menyesuaikan diri dan tidak pernah menderita krisis identitas.
Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan terisolir karena dipisahkan dari alam dan lingkungan sekitarnya. keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, ini adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi keadaan yang negatif dimana manusia melarikan diri. dan jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang menghasilkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Contoh Kasus :
"Seorang wanita 25 tahun; dia cantik, menarik, dan selain pelukis. Saya pernah mendengar bahwa ia telah bertunangan dan beberapa saat kemudian pertunangan itu batal, saya ingat bahwa dia hampir selalu berada pada perusahaan ayahnya. Menurut saya, Ayahnya adalah seorang tidak menarik, tua, dan saya pikir beliau tidak terlalu luwes dan supel dalam bergaul (mungkin penilaian saya agak bias oleh cemburu). Lalu suatu hari saya mendengar berita mengejutkan: ayahnya telah meninggal, dan segera setelah itu, ia bunuh diri dan meninggalkan sebuah surat wasiat yang menyatakan bahwa ia ingin dikuburkan dengan ayahnya”.


ABRAHAM MASLOW
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada 1908 dan wafat pada 1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Masa muda Maslow berjalan dengan tidak menyenangkan karena hubungan yang buruk dengan kedua orang tuanya. Semasa anak-anak dan remaja Maslow merasa dirinya amat menderita dengan perlakuan orangtuanya, terutama ibunya.
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau Hierarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya. Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan bagaimana psikolog psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia. Walau tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti jalan pikir manusia.
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1.            Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.            Kebutuhan akan rasa aman
3.            Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.            Kebutuhan untuk dihargai
5.            Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis.mudian berhenti dengan sendirinya.
Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan. Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.
Contoh Kasus :
Ada sebuah perusahaan X yang mengalami krisis ekonomi, sehingga perusahaan tersebut mengalami kerugian yang sangat besar. Perusahaan tersebut harus mendapatkan solusi dari krisis yang sedang mereka hadapi. Mereka mengambil solusi yaitu dengan cara mem-PHK beberapa pegawai di perusahaan tersebut. Hal ini berdampak buruk pada kesejahteraan pegawai di perusahaan tersebut yang terkena PHK. Sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam teori Abraham Maslow.


CARL ROGERS
Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.
Konsep diri menurut Rogers adalah bagaimana orang memberi gambaran terhadap dirinya, tentang siapa dirinya. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman actual, dari situ tidak bisa mengembangkan kepribadian yang sehat. Sedangkan Congruence adanya kecocokan antara self yang dirasakan dengan kenyataan. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). (Schultz 1991).
Rogers memiliki beberapa hipotesis tentang bagaimana ketidaksesuaian itu dapat berkembang. Rogers menggambarkan orang yang tidak sehat adalah orang yang mengalami tidak mendapatkan unconditional positive regard (penghargaan positif tanpa syarat). Contohnya, Semakin banyak conditional positive regards dari orang tua, patologi juga semakin berkembang. Karena membutuhkan cinta tersebut, anak mulai untuk mendapatkan kasih sayang tersebut dengan mengikuti kondisi yang diberikan orang tuanya atau apa yang diharapkan oleh orang tuanya. Sehingga dia tidak menjadi dirinya sendiri dan selalu mengkuti kehendak orang lain.
Perkembangan kepribadian Self menurut Rogers. Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian Rogers, yang dewasa ini dikenal dengan ” Self concept “. Rogers mengartikan sebagai persepsi tentang karakteristik “ I ” atau “ Me” dan persepsi tentang hubungan “ I” atau “ Me ” dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut.
Diartikan juga sebagai keyakinan tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri. Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri seseorang, seperti : “Saya cantik”, “Saya seorang pekerja yang jujur”, dan “Saya seorang pelajar yang rajin”.
Hubungan antara “ Self concept ” dengan organisme terjadi dalam 2 kemungkinan, yaitu “ congruence ” atau “ Incongruence”. Kedua kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental seseorang. Apabila antara “ Self concept ” dengan organisme terjadi kecocokan maka hubungan itu disebut kongruen, tetapi apabila terjadi diskrepansi (ketidakcocokan) maka hubungan itu disebut inkongruen. Contoh yang inkongruen : Anda mungkin meyakini bahwa secara akademik anda seorang yang cerdas, namun ternyata nilai-nilai yang anda peroleh sebaliknya (organisme atau pengalaman nyata).
Peranan Positif Regard dalam kepribadian individu
Positive regards sangat dibutuhkan agar individu mempunyai kepribadian yang sehat. Ketika anak sedang berkembang maka anak juga belajar membutuhkan cinta dan kasih sayang dari orang terdekatnya maka hal tersebut disebut sebagai positive regards. Setiap anak terdorong untuk mencari positive regards tetapi tidak setiap anak mendapatkan hal itu .
Anak akan merasa senang dan nyaman jika dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan dari orang lain, apalagi jika hal tersebut dia dapatkan dari orang-orang terdekatnya namun, jika dia kurang mendapat cinta dan kasih sayang serta mendapatkan ejekan, maka dia akan merasa sangat kecewa dan sedih.

Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers
1 .Keterbukaan pada Pengalaman
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya seseorang bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke sistem saraf organisme tanpa distorsi atau rintangan. Memiliki kepribadian yang fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman dalam kehidupan tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempata–kesempatan persepsi atau ungkapan baru.

2. Kehidupan Eksistensial
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya setiap pengalaman segar dan baru, seperti belum pernah ada. Adanya kegembiraan karena selalu terbuka ke[ada setiap pengalaman. Kepribadian ini tidak kaku dan tidak dapat diramalkan. Setiap pengalaman merupakan suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon pengalaman yang berikutnya.

3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls–impuls yang muncul seketika dan intuitif. Tingkah laku yang spontanitas dan kebebasan. Memiliki jalan masuk untuk mengambil keputusan pada situasi tertentu. Semua faktor yang relevan diperhitungkan dan dipertimbangkan sehingga dapat diambil keputusan yang memuaskan semua segi situasi dengan sangat baik.

4. Perasaan Bebas
Seseorang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kepribadian yang bebas untuk memilih dan bertindak, tanpa adanya paksaan dan rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Serta memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya.

5. Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Menurut Rogers, orang-orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menaggulangi perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana alamiah.sehingga ketika mereka mengalami bencana mereka dapat segera mengatasinya dengan baik.

Contoh Kasus :
Seseorang akan menghadapi persoalan jika diantara unsur-unsur dalam gambaran terhadap diri sendiri timbul konflik dan pertentangan, lebih-lebih antara siapa saya ini sebenarnya (real self) dan saya seharusnya menjadi orang yang bagaimana (ideal self). Berbagai pengalaman hidup menyadarkan orang akan keadaan dirinya yang tidak selaras itu, kalau keseluruhan pengalaman nyata itu sungguh diakui dan tidak di sangkal. Berikut ini ada contoh kasus yang biasa ditangani oleh pendekatan Person-centered. Misalnya, seorang mahasiswi mengira bahwa dia adalah seorang mahasiswi yang pintar dan tidak pernah menyontek, tetapi pada suatu saat dia mulai sadar akan tingkah lakunya yang bertentangan dengan fikiran itu, karena ternyata dia berkali-kali mencoba menyontek dan jarang mengerjakan tugas-tugas kuliah. Padahal, seharusnya sebagai mahasiswa ia tidak boleh bertindak begitu. Pengalaman yang nyata ini menunjuk pada suatu pertentangan antara siapa saya ini sebenarnya dan seharusnya menjadi orang yang bagaimana. Bilamana mahasiswi mulai menyadari kesenjangan dan mengakui pertentangan itu, dia menghadapi keadaan dirinya sebagaimana adanya. Kesadaran yang masih samar-samar akan kesenjangan itu menggejala dalam perasaan kurang tenang dan cemas serta dalam evaluasi diri sebagai orang yang tidak pantas (worthless). Mahasiswi ini siap untuk menerima layanan konseling dan menjalani proses konseling untuk menutup jurang pemisah antara dua kutub di dalam dirinya sendiri, serta akhirnya menemukan dirinya kembali sebagai orang yang pantas (person of worth).